TRANSLATE

Rabu, 04 Mei 2011

Cara Membekali Anak Agar Mampu Belajar Optimal

Orangtua, bagaimanapun adalah pembuat kebijakan di rumah, termasuk soal pendidikan anak. Menyambut era persaingan global, sumber daya manusia dituntut memiliki berbagai keterampilan agar menjadi pribadi unggul. Anak-anak juga dituntut memiliki multitalenta ini. Artinya, anak Anda boleh jadi memiliki tugas yang lebih berat, atau bahkan tuntutan yang lebih tinggi agar tumbuh menjadi pribadi unggul menghadapi tantangan puluhan tahun ke depan. Berbagai aktivitas pembelajaran lantas dibebankan pada anak. Lantas, apakah mereka siap menjalankan semua tugas dalam waktu bersamaan? Jangan lupa, anak juga membutuhkan waktu untuk dirinya, untuk bermain dan beraktivitas fisik, yang menyehatkan tubuh dan pikirannya.
Kondisi inilah yang mengilhami BrainFit untuk hadir di Indonesia. Studio fitnes untuk otak anak asal Singapura ini menyasar anak usia 4-18 tahun. Hanya ada tiga studio BrainFit di Jakarta, yakni di Darmawangsa Square, Kelapa Gading, dan Pantai Indah Kapuk. Kebanyakan murid BrainFit adalah anak-anak dari sekolah internasional di Jakarta. BrainFit Studio Darmawangsa misalnya, 80 persen muridnya adalah anak dari kalangan ekspatriat, dan hanya 20 persennya anak Indonesia.

"Orangtua menginginkan anak melakukan berbagai hal, mereka pun mampu membiayai berbagai kebutuhan anak untuk meningkatkan kemampuannya dengan menjalani berbagai les. Anak boleh jadi memiliki motivasi tinggi dalam menjalani berbagai kegiatan ini, namun tak sedikit dari mereka yang tak memiliki kekuatan untuk mengimbangi berbagai kegiatan. Di sinilah peran BrainFit yang hadir untuk siapa saja. Tujuannya agar anak menikmati kegiatan belajar mereka tanpa kesulitan. Pada akhirnya anak punya kesempatan untuk mengembangkan dirinya," jelas Louise Chan, direktur BrainFit cabang Darmawangsa, kepada Kompas Female.

Anak-anak yang memasuki tingkat empat dan lima dalam sekolahnya, umumnya mulai menghadapi kesulitan belajar. Pada tahap awal, kata Louise, anak-anak masih menjalani pelajaran yang ringan. Namun begitu masuk tingkat empat mereka mulai dihadapkan dengan berbagai pelajaran yang sulit. Pada beberapa anak, kesulitan menerima pelajaran menjadi hambatan untuk menjalani aktivitas yang menumpuk. Anak semakin stres dengan berbagai kegiatan di luar sekolah yang dibebankan kepadanya. Jika otak anak tidak terlatih menjalani multitasking ini, alhasil anak mengalami kesulitan menerima pelajaran dengan maksimal.
"Otak bisa dilatih agar semakin tajam dan menjalankan fungsinya lebih maksimal. Karena itu lima pilar program brain fitness di BrainFit mengakomodasi kebutuhan ini. Sasarannya membantu anak mengatasi kesulitan belajar," jelas Louise.
Lima program fitnes otak untuk anak
Dipandu enam instruktur brain fitness berlatar belakang pendidikan psikologi, anak-anak menjalani lima program yang saling terkait satu dengan lainnya. Program di BrainFit terdiri atas Smart Moves, Smart Vision, Smart Listening, Smart Focus, dan Smart Emotion.
Louise menjelaskan, Smart Moves dirancang untuk memperkuat motorik dan sensorik anak melalui konsep kegiatan gym seperti menggunakan stability ball, dan lainnya. Lalu, Smart Vision untuk meningkatkan kemampuan visual anak. Smart Listening adalah program untuk membantu anak meningkatkan kemampuan auditori agar anak bisa mengembangkan kemampuan mendengar dan berbahasa dengan baik. Sementara Smart Focus menyasar kebutuhan anak yang memiliki kemampuan konsentrasi dan memori rendah.
"Anak menggunakan helm yang menggunakan sensor. Sensor inilah yang akan memberikan feedback saat anak bermain game di komputer. Informasi dari sensor ini yang akan diolah untuk membantu anak mengatasi masalahnya," lanjut ibu satu anak ini.
Terakhir adalah program Smart Emotion, yang membantu anak melatih otak agar lebih mampu mengatasi stres, mengasah empati, kemampuan bersosialisasi, hingga mengatasi ketidakpercayaan diri.

Dalam seminggu anak menjalani dua sesi untuk masing-masing program. Satu kali sesi dijalani selama satu jam dengan satu kelas dibatasi lima anak. Menurut Louise, hasil akhir yang didapat anak setelah mengikuti berbagai program ini di antaranya anak menjadi lebih percaya diri menjalani berbagai aktivitasnya, lebih bahagia, dan mendapatkan nilai baik di sekolahnya. Anak-anak juga lebih fokus dan konsentrasi menjalani berbagai kegiatan sehari-hari.

"Terjadi perubahan signifikan dalam diri anak setelah mengikuti 20 sesi brain fitness," kata Louise.

Meski orangtua menuntut banyak pada anak, sayangnya sekolah yang justru mereferensi muridnya untuk mendapat bantuan di BrainFit. Dalam hal ini, sekolah internasional yang memiliki perhatian lebih atas perkembangan anak. Meski begitu, BrainFit membangun komunikasi rutin seminggu sekali dengan orangtua.

"Orangtua perlu dilibatkan untuk memantau perubahan perilaku anak di rumah. Biasanya kami berkomunikasi melalui email untuk memberikan update anak. Orangtua juga berhak mengetahui perkembangan anak," tandas perempuan asal Singapura yang ingin memberikan kontribusi untuk pendidikan di Indonesia ini.
 
By : edukasi.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

MoreNiche