TRANSLATE

Selasa, 10 Mei 2011

Cerita Humor

saya bersedia melakukan apapun yang bapak mau
Seorang mahasiswi seksi yang terancam gagal ujian mendatangi kantor dosennya yang masih muda. Dia melirik ke sekililingnya sebentar, menutup pintunya, dan langsung berlutut di hadapan sang dosen sambil memohon.
“Pak Dosen, Saya bersedia melakukan apapun juga agar lulus ujian….”, ujarnya sambil melirik genit.

Lalu sang mahasiswi mendekat ke arah dosennya, menyibakkab rambutnya, menatap matanya penuh arti. “Kalau Bapak masih belum mengerti maksud saya…” bisiknya, “Saya bersedia melakukan apapun, apa saja yang Bapak mau…”
Dosen muda tadi membalas tatapannya, “Apapun?”
“Apapun!”, jawab sang mahasiswi secepatnya.
Suara dosen itu melembut, “Apapun?”
“Apapun….”
Akhirnya Pak dosen berbisik, “Maukah kamu……… belajar?”


tiket kereta si yahudi
Di stasiun kereta Jatinegara ada 2 orang Inggris dan 2 orang Yahudi sedang antre tiket ke Bandung. Si Inggris memperhatikan si Yahudi membeli tiket, mereka heran karena Yahudi itu hanya membeli hanya 1 tiket.
Lalu saat mereka naik ke dalam kereta, ternyata duduknya berdekatan. Setelah kereta jalan dan petugas datang untuk memeriksa tiket, kedua Yahudi itu bergegas masuk ke dalam toilet. Saat petugas menggedor pintu toilet untuk memeriksa tiket, pintu dibuka dan tampak tangan yang menjulurkan tiket kereta. ” Oh, begitu rupanya cara untuk mengakali tiket kereta, ” pikir si Inggris.
Pada perjalanan balik dari Bandung, si Inggris kebetulan bertemu lagi dengan si Yahudi. Si Inggris bertekad mempraktekkan cara si Yahudi dengan hanya membeli 1 tiket. Eh, ternyata si Yahudi tidak membeli tiket sama sekali. Si Inggris heran : ” Akal-akalan apa lagi ini?”
Cerita yang sama, petugas datang memeriksa tiket, lalu si Inggris berdua bergegas masuk ke dalam toilet. Si Yahudi langsung bangkit dan Mengetuk pintu toilet. Si Inggris mengangsurkan tiket dari balik pintu. Si Yahudi mengambil tiket Si Inggris dan dengan tenang menuju ke toilet yang lain.

Saya Ingin Tau Kenapa Raket Itu Bisa Sampai di Leher Anda
Pak Jono masuk ke ruang praktek dokter dengan wajah babak belur dan sebuah raket tenis yang jebol terkalung di lehernya.
” Jangan khawatir, saya akan segera menolong anda. Tapi saya ingin tahu lebih dulu, mengapa raket itu bisa sampai melilit leher anda ?” tanya dokter.
” Ceritanya begini dokter, ” kata Pak Jono. ” Tadi pagi, saya dan istri saya pergi bermain tenis. Lalu istri saya melakukan pukulan yang terlalu keras sehingga bolanya hilang dari pandangan kami. Kami sibuk mencari bola itu. Kemudian di pojok lapangan saya melihat seekor sapi betina sedang tiduran. Saya dekati sapi itu, dan dengan perlahan-lahan saya angkat ekornya. ASTAGA ! Ternyata bola tenis yang hilang itu memang ada di bawah pangkal ekornya. Saya berteriak memanggil istri saya, ‘ Sayang, kelihatannya ini seperti punyamu lho !’ . Dan dokter, setelah mengucapkan kata-kata itu saya tak ingat apa-apa lagi”.

Rabbi Baru dan Bilik Pengakuan Dosa
Seorang pendeta yang biasa melayani pengakuan dosa, tiba-tiba mendapat panggilan untuk pertemuan mendadak, karena tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya, si pendeta meminta tolong kepada temannya seorang rabbi u ntuk menggantikan. Si Rabbi mengatakan bahwa ia tidak tahu sedikitpun tentang pengakuan dosa. Pendeta mengajak si Rabbi untuk ikut dengannya dan memperhatikan apa yang si pendeta lakukan. Akhirnya mereka berada di dalam kamar pengakuan dosa.
Tidak lama kemudian masuklah orang pertama.
Orang I : Pak pendeta….saya ingin mengaku dosa
Pendeta : Apa yang telah engkau lakukan ?
Orang I : Aku telah berzina
Pendeta : Berapa Kali ?
Orang I : Tiga kali
Pendeta : Ucapkan pujian pada Bunda Maria, masukkan Rp.50.000,00 ke kotak sumbangan dan dosamu telah diampuni
Orang I : Terima kasih… dan orang tersebut pergi
Kemudian masuk lagi orang kedua dan percakapanpun dimulai..
Orang II : Pak pendeta….saya ingin mengaku dosa
Pendeta : Apa yang telah engkau lakukan ?
Orang II : Aku telah berzina
Pendeta : Berapa Kali ?
Orang II : Tiga kali
Pendeta : Ucapkan pujian pada Bunda Maria, masukkan Rp.50.000,00 ke kotak sumbangan dan dosamu telah diampuni
Orang II : Terima kasih…
Si Rabbi akhirnya mengerti dan memahami caranya, karena merasa yakin bahwa si Rabbi sudah bisa melakukannya, si Pendeta pun pergi menghadiri pertemuan penting.
Beberapa saat kemudian masuklah orang ketiga..
Orang III: Pak pendeta….saya ingin mengaku dosa
Rabbi : Apa yang telah engkau lakukan ?
Orang III: Aku telah berzina
Rabbi : Berapa Kali ?
Orang III: Satu kali
Rabbi : Lakukanlah dua kali lagi, dan kembali kesini dengan uang Rp. 50.000

Sumpah Seorang Nenek
Ada seorang nenek korban kecelakaan kapal hanyut di laut. Karena takutnya, nenek itu bersumpah, “jika ada orang yang menolongku, aku akan bercinta denngannya sebanyak jumlah gigiku yang masih tersisa”.
Bener juga, akhirnya dia terdampar di pantai dan ada seorang laki-laki yang menolongnya dan dia katakan pada laki-laki itu tentang sumpahnya itu.
Laki-laki itu terpaksa menyanggupi permintaan nenek itu, dan dia melakukannya sebanyak dua kali. Saat laki-laki itu akan pergi nenek itu mencegahnya dan berkata, “Nak, gigi nenek yang dalam masih ada beberapa…”

Tepat jam Tiga Nanti
Seorang lelaki berpakaian jas lengkap dan perlente sedang berjalan kaki menuju ke suatu tempat, ketika secara tiba-tiba seorang anak muncul di hadapannya dan bertanya:
“Maaf om, bole tanya kan?. Sekarang ini jam berapa sih?”
Lelaki tersebut melipat lengan kirinya di depan dada, melihat jam tanganya dan berkata:
“Sekarang jam tiga kurang seperempat.”
Si anak mengucapkan terima kasih, lalu berkata:” Tepat jam tiga nanti om boleh mencium pantat saya.” katanya sambil melarikan diri.
Lelaki perlente tersebut merasa dilecehkan dan mengejar si anak untuk memberi pelajaran.
Ketika sedang berlari mengejar, seorang rekan kantor menghentikanya.
“Ada apa kamu lari-lari begitu?” tanya rekan tersebut.
Sambil menunjuk si anak, lelaki perlente bercerita:” Anak itu bertanya jam berapa, lalu aku jawab jam tiga kurang seperempat,..eeee.. dia bilang jam tiga tepat aku boleh mencium pantatnya.”
Temannya melihat jam dan berkata:”Lho, masih sepuluh menit lagi, kenapa buru-buru?”
By : gudanghumor.com

0 komentar:

Posting Komentar

MoreNiche